Rabu, 29 April 2015

19 April 2015 #latepost

Ahad itu, kami, santriwati IBSA jalan-jalan ke ronggojalu. Walaupun Cuma ke ronggojalu, tapi, sudah sedikit menghapus rasa bosan kita. Walaupun juga jalan-jaan kita dalan rangka latihan RPA. Lumayan perjalanan dari kyai sekar ke ronggojau kata ustadzah sekitar 1 jam. Tampak wajah-wajah sumringah dari kami mungkin membuat orang-orang dijalan menyimpulkan kami sangat bahagia. Terutama –yang sumringah- mereka yang belumpernah ke ronggojalu, angkatan empat dan lima. Alhamdulillah, berjalan mulus dan kami puas. Meskipun ada tragedi kecil sebelum kami pulang. Tiba-tiba,kami di tagih uang masuk. Gusar. Itu yang nampak di wajah ayu ustadzah. Selain sudah lelah ditambah lagi terhadang pak penjaga. Tapi, semua tetap baik-baik saja. Alhamdulillah.






Berbagi Lagi

Kesempatan yang selalu kunanti. Saat berbagi. Kemarin berbagi banyak dengan 2 teman lama yang lama pula aku tak berbagi dengan mereka. Hah, lega rasanya.

Banyak hal hari itu yang lama tak kujumpai. Termasuk semangat. Salah satu dari mereka menuliskan tentangnya di kumpulan kertas yang kubawa kemana-mana. Terimakasih semangat darimu

Yakinlah sahabat.. 
semua milikmu yang telah pergi akan kembali..
Segalanya akan berganti..
Aku tau kau tak sekuat batu karang
Tak sekokoh tiang besi.... namun,aku tau kamu dapat bertahan
Bersabarlah,kawan... luka itu akan sembuh..
Takkan ada lagi yang perlu kau tangisi...
Tak ada lagi luka perih..
Tak ada lagi raut muram itu....
Berjanjilah padaku untuk selau disisiku....
Aku akan menjagamu dengan peresaanmu.....
Tetaplah tersenyum wala kau harus jatuh.....
Segalanya belum berakhir...
Takkan kubiarkan kau sendiri..
Jangan kulihat kau menangis..
Allah,,segalanya akan sempurna..segalanya akan indah..
Sahabat.... aku mengerti dikala kau terlihat bagitu kokoh
Aku mengerti tentang kerapuhanmu..
Sahabat aku tau dibalik senyumanmu sebenarnya kau menyimpan rasa duka yang amat menyatu..
Aku tau dibalik tawamu kau sedang menyimpan luka..
Aku tau kau butuh tempat untuk bercerita..
Namun kau tak tau pada siapa..
Aku ingin...namun,aku takut tak sanggup untuk melihatmu menangis...
Aku takut tak sanggup buatmu lebih baik..
Aku ingin menjadi teman untukmu...
Teman terbaik..
Namun,aku tak tau bagaimana..
                                            by    Emiko Shimazaki

Minggu, 26 April 2015

Setitik rasa sesal

Setitik,ya,memang hanya setitik. Semua tentang mereka mulai mengabur dipandanganku. Banyak. Cukup banyak  bagiku. Hmm karena cukup untuk membuatku ingin lagi berada diantara mereka.
Baru saja seseorang meminta pendapatku tentang mereka. Ah, aku mendukungnya bergabung dengan mereka. Dan kali ini, titik kecil itu semakin jelas. Benar menjadikanku berharap banyak dapat sama dengannya.

Ya,tapi pilihanku 28 bulan yang lalu berkata hal lain. Aku memilih jauh dari mereka. Bersama dengan kawan seperjuangan yang lain di tempat yang jauh.


Kamis, 23 April 2015

salah siapa?

Tadi malam aku punya cerita. Sebenernya kejadiannya sudah berkali-kali, hanya saja dengan alasan berbeda. Hari ini aku berniat ngobrol dengan ummi jam 20.00 setelah tahfidz malam -karena memang begitu peraturannya- Ummipun sudah mengiyakan akan menelfonku jam sekian. Setelah makan tiba-tiba hujan deras. Lantas saja aku mampir di kamar temanku yang dekat dengan tempat makan. Mumpung bertemu temanku ini , aku ingin minta direfleksi karena dia bisa sedikit-sedikit dari pembelajarannya setiap Selasa di luar kota. Sambil mengobrol waktu sudah hampir bertemu angka 20 di jam digital milik salah satu temanku yang lain. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke musholla. Sedatangnya aku di musholla ada yang menyampaikan padaku ustadzah tadi mencariku sekitar sekitar jam 19.00. Yang lain menambahkan ummi tadi menelfonku. Kaget. Sekarang saja belum jam 20 yang diaqadkan tapi, ummi sudah menelfon sekitar satu jam yang lau. Ada rasa menyesal mengapa tidak sedari tadi aku berada di musholla saja. Dalam hati aku bertanya-tanya kenapa begitu. Sedangkan sekarang ustadah sudah berselimut rapat di atas matras di pojok kamar beliau  jam 20 tepat ketika anak-anak mengakhiri tahfidz, aku kembali ke kamar. Kenapa selalu begini? Salah siapa?

__
Hmm, aku hanya mencoba menata hati berkhusnudzon saja dan introspeksi diri. Aku sempat berfikir macam-macam. Bila saja aku membawa hp sendiri tidak perlulah aku meminjam hp ke ustadzah yang faktanya banyak terjadi ketimpangan ini. Tapi,apa boleh buat, beginilah adanya

__
hanya curhatan penghilang ganjal dihati

Jumat, 10 April 2015

catatan facebook #3 salam

saat tak tau lagi apa yang harus kuucap
kala semuanya memang sudah diujung jalan
entah mengapa suara malam waktu ini mendesahkan luka getir nan halus
seolah perih luka yang dulu pernah kulalui terulang
aku hanya ingin berbagi
mengetahui masih adakah yang peduli
namun, tak apa jika ia memang tak mengerti
tak pahami jerit hati
sudah tepislah segala risau ini
aku tak mau lagi menyusahkan yang mestinya mudah
ia tau jalannya sendiri
ALLAHpun telah menuliskan arahannya
satu yang ingin kudapatkan
keikhlasan ketika yang ia harapkan tak kulakukan
pesanku untuknya..
jangan kau sesali segala yang pernah terjadi
semuanya dapat diambil ibrah
jangan memandang buruk kebelakang
tataplah perubahan mendatang
banyak sekali yang ingin kusampaikan malam ini
kurasa tak cukup untukku mengutarakannya lewat ini, ini
semoga ia mampu mengerti dengan bisikan ini
segala maaf kusenandungkan
kesedihan jarak membentang kurelakan
ia tetap seperti kala itu
saat menemaniku, menguatkan batinku

untuk siapapun yang merasa sobatku sampai malam ini
#lovefiillah

catatan facebook #2 memang ya..,, Allah menyertakan kemudahan selalu dengan kesulitan.. alhamdulillah

jumat 19/12/14 pagi sekali bersama ukthy fathimah 'ibuk'. setengah jam berjalan,, dapat bis turun di termprob.. biasanya nunggu lama.. kali ini langsung berangkat.. -padahal penumpangnya bisa diitung jari- lancar sampe malang dalam waktu 2jam. langsung blitar tanpa nunggu. fathimah sudah sampai, ana melanjutkan perjalanan ke tulungagung. langsung tanpa tunggu,, walopun bisnya ini agak lemot.. abi sudah menunggu.. pulang kali ini hampir tidak terasa melelahkan,, sungguh,, ALLAH telah memudahkan.. pukul 13.30
16.30. setelah bersiap kami berangkat. jogja we're coming. meski hujan perjalan lancar,, abi yang biasanya ngantuk-ngantuk tetap bugar.. agak nyasar.. nyasar ke jalan alternatif yang lebih deket :D -sering-sering aja nyasar kyak gini- jam 23.30 makan malem di jogja -pinggir jalan- bebek goreng.. langsung lanjut rumah mbak. sungguh,, ALLAH memudahkan kami...
sabtu 20/12/14 pagi bersiap,, wisuda mbak.. sempet hujan di akhir tapi cepet reda. pulang ke rumah mbak setelah jemput teman abi.. lewat ring road -gag bisa pelan- ...capek...
ahad 21/12/14 pagi sekali...tapi lemot jadinya molor. ke sunmor -sunday morning- nya ugm. cari sarapan,, belanja2... dateng seminar telat,, -gag telat sih,, masih pembicara pertama,, baru duduk sebentar udah kelar-.. pulangnya gerimis.. ini yang ditunggu adek-adek.. tamasya ke gemblok-gembira loka zoo- kebun binatang.. full,, rame pengunjungnya,, habis sholat baru keliling keliling.. ..luasnya glz ini,, lumayan olah raga kaki,, di pos e naik kereta gajah -bener gag sih??- .. ba'da ashar nyampe rumah mbak... pegel semua... tapi,, sungguh,, ada rasa senang bisa berkumpul bersama dengan kemudahan yang ALLAH berikan... alhamdulillah
senin 22/12/14 pagi banget siap-siap pulang,, pertama nganterin mbak inas mau uas trus bablas ke nganjuk ke rumah mbah.. muter-muter dulu,,-nyari jalan--udah digambarin denah sih,, tapi lagi-lagi nyasar- dan ternyata nyasar kami kali ini menyingkat perjalanan lagi,, -nyasar yang menguntungkan- jam 13.00 sampe rumah mbah,, istirahat  bentar... adek2 nyari rambutan sama abi,, sebelum pulang makan dulu sama ngerebus kacang.. 16.30 pulang ke rumah.. lancar... abi tanpa ngantuk lagi.. 18.30 nyampek rumah.. ALHAMDULILLAH,, SUNGGUH TIDAK ADA KEMUDAHAN KECUALI KEMUDAHAN DARI ALLAH.. <3 ALLAH

catatan facebook #1 kamis dalam suatu pekan

langit masih gelap ketika aku menatap pepohonan itu
menyiratkan kesakralan yang ada tiap penegak sholat malam
dengan mata menahan kantuk, mereka menghadap ilahinya

tak lama murratal dibunyikan
menggema di seluruh penjuru pondok
menggetarkan setiap gendang telinga yang masih tertidur
menambah kesakralan disepertiga malam

aku dibalik tiang tembok masjid ini sendirian
yang lain masih berkutat dengan sahur mereka
yang lain lagi bahkan masih tertidur di atas ranjang

diiringi gemericik air
serta nyamuk-nyamuk yang sedari tadi seliweran disekelilingku

tarhimpun dibunyikan
ingin aku segera menegakkan shalat
bertawajahah dengan Allah

satu persatu mereka datang
bunyi-bunyian alas kaki bergesekan dengan lantai masjid
memecah kesunyian

sebentar lagi adzan akan dikumandangkan
jika aku mendengar lagi seperti adzan kala itu
betapa maha besarnya Allah
mengetahui isi hati hambanya tanpa dipinta

ya allah jadikan adzan ini penenang jiwaku
yang sering kosong terbelenggu nafsu

Seperjuangan selalu #semoga




sebenarnya, bukan benar2 terlupa.. hanya para pegiatnya mulai memaknai hidupnya dengan lebih luar biasa.. sehingga mereka terus mengatur waktu untuk berbagi semuanya.. mereka mulai mengerti dimana tekad harus diletakkan dengan topangan yang kuat.. dipacu dengan semangat bulat yang lekat.. jangan percaya mereka lupa dengan hal kecil ini.. sekecil apapun kenangan ini bagi mereka.. sudah menjadikan perubahan besar dalam diri mereka.. merubah ke-esde-an mereka menjadi remaja.. menuntun mereka berfikir menuju esema.. mereka tak pernah melupakan rasa ketika bercanda.. tertawa dan berbagi cerita.. selalu ada rasa untuk lagi ingin berkumpul bersama.. semoga kita disatukan di jannahNya.. melalui perjuangan dienNya.. membela risalah rasulNya.. tak pernah henti hingga saatnya tiba.. semoga Allah meridhoi kita semua.. 
-angkatan pertama IBS AL AMRI-heart emotikon

Minggu, 05 April 2015

Hari Berbagi


Setelah berbagi dengan banyak orang di facebook dan twitter juga blog, aku berbagi secara nyata. Tempatnya di kamarku. Dengan sekitar 9 orang adik binaanku. Hah,, cerita masa lau saja sebenarnya. Setidaknya aku semakin dekat dengan mereka. Bermula dari obrolan tentang buku sampai aku menghabiskan cerita masa esde-ku yang tergambar jelas dibenakku. Haha,, aku ingin melayang ketika melihat antusiasme mereka mendengarkan ceritaku dengan nama-nama asing yang mereka tidak tahu empunya. Yah, kuharap mereka bisa mengambil pelajaran dari kisah masa kecilku tadi.

Terimakasih Nasywa, Putri, Bila, Iftia, Shinta, Silvi, Novia, Hida dan Ila yang telah mendengarkan ocehanku tadi sore. :-)

bunga


Hilangnya bunga dari taman berpijakku..
Menyisakan suatu rasa yang tak dapat kugambarkan ketika aku melihat lagi bunga itu mekar di tempat yang nun jauh disana..
Mungkin bunga itu tak sadar aku masih memperhatikannya..
Aku masih mengikuti tiap perubahan warna kelopaknya...
Ya, aku hanya mampu melihatinya dari layar..
Tanpa dapat meraihnya, membelai lagi keharumannya..
Bunga-bunga yang telah terbang dari cerita pijakanku..
Aku masih menginginkan kalian ada dalam cerita perjuanganku..
Memandang kalian dari jauh..
Mengawasi kalian, masihkah kalian menjadi bunga-bunga yang tetap harum seperti dulu..
Bukan bunga bagi diriku,, tapi untuk Islam dan untuk Umat yang kini tandus...
Kumohon tetap warnai lingkunganmu dengan Islam dan Dakwah..
Jaga dirimu dari pewarnaan luar sana yang kian parah..

Umat menantikan bunga-bunga kita ini yang berhias Islam yang akan menaungi mereka dengan segala kemuliaanya..

Bismillah..

Sore di perantauan ini.semburat senja mulai keluar dari balik pepohonan belakang musholla. Subhanallah. Setiap sore aku melihatnya tapi tak habis-habis keindahannya. Tempat ini tak lagi asing bagiku. Bahkan seperti rumah kedua bagiku. Ramai suara ocehan diskusi maupun berbagi kisah,semakin melengkapi kebahagiaan dihati. Alhamdulillah...
Biasa.ketika aku mengganggap ini biasa,aku tak akan merasakan keindahan ini.aku melihat dari sisi yang berbeda dengan dulu. Ya,dulu aku belum merasakan kebahagiaan ini. Sekarang aku menyadari.
Ketika santri berduyun-duyun kembali ke asrama sepulang sekolah tadi, aku tersentuh.begitukah? indahnya kebersamaan. Pondok inilah yang mempertemukan aku dengan mereka. Dan tentunya dengan kekuasaan Allah semua ini terjadi
Banyak sekai ilmu yang kudapat dari pondok ini. Selain ilmu-ilmu yang biasa didapat di sekolah dan ilmu-ilmu agama, yang kudapat yang paing kurasakan adalah ilmu kehidupan. Terpekur di depan layar laptop aku mengulang lagi kisah hidupku. Bismillah ...
@
Insyaallah,ini menjadi prolog novel yang akan kutulis. Tentangku, sebagian besar dari kisah nyata dibumbui aneka pelajaran hidup yang kurasakan yang mungkin bisamenjadi inspirasi banyak orang, dengan pelengkap fiktif-fiktif yang menjadikannya  semakin hidup yang tidak akan merubah takdiran hidupku yang telah digariskannya.

Tak dikenal di dunia, tapi dicintai penduduk langit

Seorang lelaki datang kepada Umar ra, melaporkan kedatangan rombongan kecil dari Yaman. Tahu dari Yaman, Umar melompat, jantungnya berdebar harapan. Di sana dia menyaksikan Ali telah lebih dulu menyeruak di tengah rombongan, dia mendahului Umar berbicara dengan salah seorang anggota rombongan, yang kelihatan berpakaian bersih dengan wajah berseri, terpancar tanda-tanda keagungan darinya. Umar mendengar percakapan Ali dengan orang tadi. “Sudah tidak adakah orang lain di dalam rombonganmu ini, selain dari yang telah engkau ceritakan tadi?”
“Ada, tapi sabar dulu wahai anak paman Rasulullah!” jawab orang itu. “Aku lupa menceritakan padamu. Di antara rombongan itu, ada seorang yang tidak pernah disebut-sebut oleh khalayak. Dia linglung, bajunya compang-camping. Dia menggembalakan ternak kami dengan upah yang minim. Aku tidak menyangka anda justru mencari orang seperti dia.” Umar bertanya, “Apakah matanya biru?, kulitnya kemerah-merahan? Tegap? Dia tenang orangnya? Selalu menundukkan kepala?”
Seorang Arab badui yang mendengar detil rincian Umar ra, kagum dibuatnya. Dia pandangi Umar, tapi ketika dia belum mengenalnya siapa Umar. Badui itu berkata: “Anda menyifatinya dengan sifat-sifat yang sempurna. Apakah anda pernah melihatnya?” Cahaya menyinari hati Umar dan Ali. Keduanya tahu bahwa mereka berada pada bekas yang sempurna. Keduanya lantas minta petunjuk arah tempatnya. Badui itupun lalu menunjuk tempat Uwais. Segera Umar dan Ali saling berebut untuk bisa leibh dulu sampai.
Di tengah lapangan Makkah, dekat gunung Abi Qubais, mereka melihat seseorang menggebala onta. Umar dan Ali lalu memberi salam kepadanya, seraya bertanya: “Siapakah gerangan anda?” jawab orang itu, “Seorang penggembala, saya seorang buruh.” “Kami tidak tanya itu tapi namamu.” Sergah Umar dan Ali. Jawab orang itu,” Abdullah.” “Kami tahu bahwa semua yang ada di langit dan bumi ini Abdullah. Yang kami ingin tahu siapa nama pemberian ibumu?” “Hai tuan-tuan, apa yang kalian inginkan dari kami?” Tanya balik orang itu sedikit jengkel. Umar dan Ali lalu menceritakan, “Rasulullah telah menunjukkan kepada kami perihal Uwais Al-Qarni. Kami tahu sifat ada pada diri anda, yaitu: mata biru dan kulit kemerahan.” Kemudian keduanya meneliti kedua pundaknya, mereka melihat goresan putih. Spontan Umar dan Ali menghormat dan minta doa ampunan darinya.
Uwais Al-Qarni berkata: “Saya tidak mau mengkhususkan doa pada seseorang, tetapi untuk sekalian orang-orang mukmin, baik laki atau perempuan. Anda berdua ini siapa?” Ali menjawab, “Ini Umar, Amirul Mukminin, dan saya adalah Ali.” Mendengar itu Uwais bangkit berdiri, sambil berkata: “Salam untuk anda wahai Amirul Mukminin, dan Anda putra Abi Thalib. Semoga Allah membalas kebaikan Anda berdua terhadap umat.” Umar lalu berkata: “Wahai Uwais, berikan mau’izhah anda untukku…!” jawabnya, “Carilah rahmat Allah yang tergelar di dalam taat, jauhi siksa Allah yang ada pada maksiat, dan jangan anda berputus asa dari-Nya.”
Ali pun berkata pula, “Rasul telah menceritakan kepada kami tentang anda. Beliau tidak pernah melihat Anda, tapi senang kepada anda, dan tahu sifat-sifat anda. Anda adalah semulia-mulia diantara para tabiin. Lalu bagaimana bayangan anda tentang beliau wahai Uwais?” “Wahai Ali, anda punya keunggulan kebahagiaan dan bangga dengan melihatnya. Aku tidak mendapatkan kemuliaan itu. Akan tetapi aku menggambarkan beliau di dalam mata kepala anda. Aku memandangnya berupa Nur yang memenuhi tanah lapang. Cahaya itu merambat kepada alam wujud. Aku melihat kepala yang mulia, sejauh dua ujung busur tombak atau lebih dekat dari ‘Arsy. Sedangkan kaki beliau kulihat pada tempat bumi yang ketujuh.”
Mendengar penuturan orang itu mengenai Rasulullah, Umar dan Ali pun menangis karena rindunya kepada beliau, lalu Umar berkata: “Wahai Uwais, bagaimana menurut pandanganmu tentang zaman?” Jawabnya, “Biasa-biasa saja. Kalau pagi hari kami menyangka tidak memasuki sore, dan kalau sore kami memperkirakan tidak akan memasuki pagi.” “Bagaimana anda mencapai pangkat yang tinggi itu?” tanya kedua sahabat Nabi itu. Jawabnya, “Aku hidup dalam pangkat takut (khauf). Itu adalah maqam(tingkatan) yang tak terjangkau oleh umumnya manusia. Sebelum dia merasa takut kepada Tuhannya, seakan dia telah membunuh semua orang.”
Setelah mereka berbicara panjang lebar. Akhirnya Umar memberinya pakaian dan bekal. Uwais berkata: “Akan kuapakan ini? Tidakkah anda perhatikan pakaianku dari bulu? Kapan anda melihatku merusaknya dan butuh ganti?  Kalau aku mengambil upah dari pekerjaanku sebanyak empat dirham, kapan anda melihatku memakannya? Sesungguhnya diantara tanganku dan tangan anda terdapat penghalang (hijab) yang tidak dapat ditembus kecuali oleh onta-onta yang kurus. Berpalinglah dari dunia wahai Umar, dan takutlah pada hari, manakala tiada berguna lagi harta dan anak!” Maka Umar menghempaskan mutiaranya ke tanah seraya menjerit keras bernada sesal. “Andai saja Umar tidak dilahirkan ibunya.” (hd/liputanislam.com)

Jumat, 03 April 2015

kangen ^,^


MAAF


secara tak sengaja melukai hati. maka bersiap melapangkan hati untuk terluka pula. membuka lisan segera mengucap maaf.merangkai hati agar menjadi lebih jernih berfikir dan bertingkah. minta maaf dan memaafkanlah! mintalah maaf! jika belum dimaafkan, memaafkanlah! jika kata 'iya'nya menbuatmu menanti, mengusik hatimu. cobalah lagi di lain waktu. mungkin hatinya masih terasa sembilu. cobalah terus sampai kata 'iya' melegakanmu.
siapapun yang pernah terlukai karenaku, aku meminta maaf setulus hatiku, dan terima kasih telah memaafkanku... innallaha qhofuururahiim

menulis sebagai langkah kecil

berubah menjadi lebih baik bukan meninggalkan masa lalu. tapi, belajar darinya. mencoba memperbaikidari hal kecil. langkah awal kita yang kecil emnjadi awal perubahan yang besar. kana apalah artinya pulpen tanpa tinta walau tinta hanya ada didalam dan volumenya sedikit, dan dia tidak akan terdorong keluar jika ujung pulprn tidak digoreskan walau dengan goresan yang kecil. demikian juga perubahan kita.dengan langkah yang semakin besar akan semakin dekat kita pada perubahan sesungguhnya. menulislah !!!

Berteman

apalah arti duduk berdua, jika yang ada hanya kekakuan dan kecanggungan. tapi,bagaimana jika duduk bersebrangan semakin tak kenal. tak sanggup menyapa. lalu harus apa?
duduklahbertiga, dengan akal dan hatimu saja. karena kamu tak akan canggung atau malu pada mereka. jangan lupakan salah satu dari mereka. keduanya harus kau ajak mengobrol bersama. selaras. beriringan. tatap masa depan. sambut perubahan! ^.^