Rabu, 18 November 2015

Semangat, harus baru!!!

letih rupanya menghampiriku
sakit tak terelakpun berhasil menembus pertahananku
seminggu lebih aku tak tahu tepatnya
sebelum akhirnya aku bangun
menegakkan pertahananku yang roboh
~aau~

malam itu, aku mendengar keluhan orang-orang disekitarku. tentang inilah, itulah. ingin aku sedikit menyelanya. ada banyak benarnya, dan sedikit bertolaknya denganku. tapi, begitukah? apa keluhan itu ada benarnya? hanya berbincang secara horizontal takkan menyelesaikan masalah kan? ah, yang benar saja. aku memang letih sepertinya. aku pula bosan sama dengannya. tapi, aku yakin ini takkan benar jika hanya dikeluhkan sahaja. kalau dia menghadapi cobaannya dengan begitu. aku ingin sebaliknya. kalau dia bicara dia tak bisa membaur dengan cobaannya. maka, aku harus berhasil masuk ke area mereka. 
malam itu, aku berfikir berat. ditambah pula didepanku tumpukan soal dibuku kumpulan soal UN SMA yang rumit menantang. hah -lagi-lagi aku mendengus-
malam itu pula, kudengar teman disekelilingnya ada yang membenarkannya, bahkan ada pula yang menyemangatinya, membolak-balikkan segala argumentnya. tapi, dia tampak tak mau kalah. dia masih merasa benar dengan keluhannya.
malam itu, -lagi- aku bertekad harus ada semangat baru. adik-adik dikamar itu bukanlah cobaan bahkan musuh. namun, merekalah yang kelak meneruskan perjuangan ini saat masa berganti. dengan satu prinsip lama yang sudah berkali-kali kudengar dari orang-orang hebat disekelilingku. hanya jadikan mereka seperti diriku.

Senin, 20 Juli 2015

AFWAN


rasanya masih punya buaanyak salah ke banyak orang..
begitu buka akun-akun sosmed,, 
kelihatanlah temen2 yang terlupa sesaat..
flasbackpun bermulaian
ternyata ana punya banyak salah ke mereka2..

yaa allah,, ana melupakannya entah sebentar entah lama,,
memohon maaf padaMu lebih mudah dari pada meminta maaf kesalahan pada manusia

siapapun yang baca postingan ini,,
dan merasa ana punya salah walau sedikit,,
maafin ya.. 
ana hanya manusia yang penuh salah dan lupa,,
ana juga punya ceroboh 
juga sering salah tingkah,,
afwan jiddan yaa..

ya ghofuur,, 
ana memaafkan segala kesalahan saudara/i ana karenaMu...
lindungi mereka,, jaga mereka dengan rahmatMu..

foto ied mubarak


edisi lebaran 1436 H... sudah bersembilan..

bersama rumah Abii, abii menghilang dibalik kamera :D

bersama rumah Yangti,, komplit plus yangti,, jadi sepuluh
bersama rumah Embah,, komplit plus Embah,, sepuluh juga..

bersama rumah Mbah Ros,, yang lain sholat di masjid.. dek arin hilang dibalik kamera.. sulthan nggak kelihatan didepan umminya.. :)

Rabu, 15 Juli 2015

nggak ada alasan

aku pernah bilang, kalau jika aku tidak menjelaskan aku tidak akan tenang..
lalu, bagaimana jika ada seseorang yang tak mau menjelaskan, apakah dia tenang??

mungkin, aku tau mengatakan pahit baginya,,
tapi, bisa saja memendamnya semakin melukai hatinya..
aku mencoba mendengar keluh tanyanya..
hanya sekedar untuk menyelesaikan ini tanpa ada ganjal lagi...
just say it,,
aku mendengarkan,, sobat..
aku mencoba membantu jika aku sanggup..
tak ada alasan lagi untuk diam...
sebatas yang mampu dan penting untuk kamu katakan, kawan..

Minggu, 12 Juli 2015

Jumat, 10 Juli 2015

040715

Sebelum apel perpulangan....

KENAPA

aku memang sebentar menunggu
memutuskan apa yang akan kukatakan selanjutnya
akhirnya aku baru tau
dia tidak mengerti
dia belum faham maksudku
aku bingung lagi harus berkata apa
tapi, kebaikan ini harus dibagi dengannya
karena menyayangi adalah menjauhkan orang yang kita sayangi dari keburukan

-kau sebenernya akan tau jika aku mengatakannya-tapi bagaimana aku akan mengatakannya-kau tidak benar-benar menyimak penuturanku selama ini apapun dimanapun-coba kau renungi-coba bersabarlah untuk mengerti-dari sanalah kau akan mengerti maksudku-dan aku akan meneruskan lagi kisahku dengan kebaikan berikutnya-NTND-bertanyalah kenapa padaku-

jangan lagi!

aku kehilangan banyak orang berharga karenanya....
entah seberapa bingarnya hingga mereka mudah terseret ke dalamnya...

ah,yang kehilangan bukan hanya aku
tapi generasi ini
generasi pembawa janji
untuk merubah keadaan menjadi haqiqi
menghentikan penyelewengan hati
bahwa rabb dan rasul tetap paling tinggi

tapi,lagi-lagi dia menjemput korbannya lagi
satu-persatu saudariku terhanyut ombaknya
terbawa sedikit banyak tentangnya

-aku nggak mau kamu menjadi salah satu dari mereka-aku sudah lelah menahan perih melihat kenyataan tentang lainnya-merubah belum kuasa membiarkan merana-kamu jangan ikuti mereka ya-menyenanginya melupakan tugas generasi kita-dia adalah korean style-aku tak melarangmu sama sekali-aku hanya ingin menjagamu-agar tidak berlebih dan salah arah-saudariku-

Selasa, 07 Juli 2015

Jangan Tergoyah Lagi !


Aku bangun seperti biasa. Sahur seadanya tak lupa dengan kurma. Mandi pagi kali ini lebih segar. Setelah shubuh, sebentar aku mengikuti tahsin di kelas dengan ustadz budiman. 05.12, aku dan ilma, kami izin tidak bisa melanjutkan mengikuti kegiatan tahsin. Sekali ini hanya berdua pula. 05.18, kami berangkat dengan kaki sedikit bergetar. 05.28, tak menyangka secepat ini kami tiba di rumah sederhana ini. Dinginnya pagi sudah berganti keringat gugup kita bertiga. Setelah bertegur sapa dengan ibu yang sedang berjalan-jalan pagi. Kami tiba. Mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Perbincangan panjang. Membahas tentang semua jalan juang. Dari diri sendiri hingga yang paling berkuasa. Yang paling mengetarkan yang menjadi tujuan utama pun mendatang. Setengah tujuh saat aku lihat jam dinding putih yang menggantung di sebelah kananku. Yang pertama ilma. Bergetar. Bukan hanya ilma, ustadzah, aku dan fatimahpun juga. Apalagi setelah hamdalah dan do'a dilantunkan. Tangis pecah. Giliranku. Gemetar. Ustadzah seperti takdapat menahan tangis. Konsentrasi sedikit terganggu. Hamdalahpun terlantun. Tangis pecah lagi. Aku telah resmi. Terakhir fatimah. Fatimah sudah tertunduk dalam. Tanda tangisnya agak parah. Berjalan lebih normal. Do'a bersama diagungkan. Ditutup dengan kedatangan ustadzah lain menyerahkan laporan. Kamipun diberi selamat. Tujuh kurang sepuluh. Kami berjalan kembali ke pondok. Rasa bercampur aduk.kata tak dapat menjelaskan.
Allah aku tau ini jalanMu,
Yang tak mudah namun jaminan syurga yang mewah..
Bukan hal murah tapi menjanjikan jannah
Dengan istiqomah sebagai kuncinya
Terus perbaiki diri menuju kesungguhan perjuangan
Subhanallah
Wal hamdulillah
Wa laa ilaha illallah
Wallahu akbar
Laa haula walaa quwwata illabillah


aqilah  al ulya
al-amri 070715

Selasa, 16 Juni 2015

Apa yang mampu kukata Tentangnya

bercerita adalah satu hal yang lekat pada dirinya..
tawanya menyenangkan..
sesekali memetik bunga untuk kami dari taman depan rumah..
dengan tubuh ringkihnya masih menyapu halaman depan..
teringat dulu saat gigi susu mulai tanggal satu per satu atau langsung dua, candanya menyambut kami dan mengawal kepulangan kami..
sampai suaranya semakin jarang..
berdirinya tak lagi dipercayakan..
gerakannya semakin tak banyak.. 
apalagi tawanya sedikit terdengar..
bertambah ringkih tubuh kurusnya..
terakhir kutemui hanya mampu di atas kasur dan aku membantunya menggaruk punggungnya yang gatal dan memberi bedak..
datanglah pagi kabar duka terlambat itu terdengar lewat seorang sahabat..
malam setelah ikhtiar dikerahkan akhirnya tenang..
yangkung sembuh total.
bahkan telah tenang tanpa menyusahkan seorangpun.
yangkung pasti tau, aku, kami menyayanginya, mencintainya..
yangtipun tau, aku, kami pasti mendo'akan yangkung selalu..

ahad, 14 juni 2015 20:30
tidak ada terlambat untukku
aku memang datang terlambat
tapi, insyaallah do'a selalu terpanjatkan kapanpun tanpa ada kata terlambat
Allah, terima amalannya di sisiMu,
Ampuni kesalahannya Yaa Ghofuur..


Jumat, 29 Mei 2015

Allah yang menyusun semuanya

Angin malam semilir membawaku terhenyak dalam perenungan ini. Dari dalam mobil bersama abii adikku dan seorang supir kulihat gemerlapnya malam jalanan Kediri-Tulungagung. Dengan sedikit rasa kantuk bersarang, aku mensyukuri skenarioNya ini.

Selasa setelah RPA Surabaya kemarin, aku pulang. Bersama 3 kawan seperjuangan berpacu bersama bis kota melewati jalan P.linggo-Sby. Tepatnya aku sampai dirumah setelah 2 malam menginap dirumah kawanku di Jombang. Sebelum diantarnya aku oleh keluarga saudariku ini, aku berkunjung pada mereka. Teman seperjuanganku di PONPES Al-ihsan. Lama aku tidak berjumpa mereka lagi setelah aku memilih tempat perjuanganku jauh dari mereka, mungkin satu setengah tahun sudah.  -mungkin-hanya aku yang tau bagaimana dag-dig-dugnya hatiku saat akan bertemu mereka. Pertemuan kala itu memang sangat singkat. Tapi cukup membuat kerinduanku tak sekeras bongkahan es lagi. Sesampainya aku dirumah, ummi sejurus menawariku menjenguk yangkung yang sedang sakit di kediri. Sebenarnya aku lelah. Satu jam setelah bersiap, kami berangkat. Allah, tergerak hatiku melihat ini. Terlintas-lintas di benakku saat yangkung masih sering menggodaku dan kami tertawa bersama. Teringat pula cerita-cerita yang diulasnya saat kami bersantai bersama di teras depan rumah yangkung.  Allah menuntunku sampai aku berada disana disaat itu merenungi..

Kemarin pagi aku kembali meninggalkan pondok untuk beberapa hari. Pagi-pagi bersama 2 orang kakak-beradik menyusuri perjalanan p.linggo-malang-blitar, dan aku sendirian menuju tulungagung. Siang diperjalanan dengan sedikit jengkel. Tapi tetaplah kusyukuri dapat sampai rumah dengan selamat. Alhamdulillah. Setelah melepas lelah, abii mengajakku dan adik laki-lakiku menjenguk yangti dan yangkung untuk pamit menuju jakarta untuk rpa. Yangti ada di Rumah Sakit Bhayangkara di ruang ICU dengan berselang-selang. Aku sedih lagi. Apalagi kata om, pasien tepat disebelah kanan yangti menghembuskan nafas terakhirnya tadi siang dan seberangnya barusan saja dijemput ajalnya. Disana ada 7 pasien termasuk yangti. Ada yang tertidur pulas. Ada yang sedang mengobrol dengan penjenguknya. Adikku berstatement “mbak, ICU itu buat yang parah-parah ya?” Lebih mirip pertanyaan sebenarnya. Setelah mengobrol dengan yangti walau sebentar juga berhubung waktu penjengukkan habis, kami melanjutkan perjalanan menjenguk yangkung yang masih sakit dirumah. Ya, masih sama, di kamar yang sama tapi kuharap dengan kondisi yang lebih baik. Kira-kita pukul delapan kita pulang menuju tulungagung demi rehat esok pagi berangkat.

Dijalan aku merenungi ini. Allah yang menyusunnya hingga aku bisa mengunjunggi yangti-yangkung yang sakit. Begitu indah skenarioNya menjadikanku dapat belajar lebih lagi tentang perjalanan hidup ini.


Aqilah al ulya

Bersiap-siap menuju RPA Jakarta

Rabu, 13 Mei 2015

4 Mei 2015 #latepost

pagi ini dingin....
sama sekali tidak menyurutkanku bangun pagi...
aku melipat selimutku beberapa menit sebelum alarmku berbunyi....
kodok bernyanyi dengan riang mengiringi aroma hujan tadi malam..
semoga hari inipun riang bagi semua..
kulahap sepotong kue pia putra bali pemberian Ilma tadi sebelumberangkat ke musholla..
ditemani segelas air putih,aku berniat berpuasa...

lagi-lagi hari ini terulang. UN angkatan 3
tak terasa 2 tahun yang lalu...tepat hari ini aku masih bersama mereka..
pagi seperti ini bersiap ke medan tempur..
ada yang menyetrika seragam
ada yang bersih"
ada yang menyiapkan sepatu"
ada yang mengambil makan..
ada yang masih sibuk dengan urusan pribadinya..
bahkan ada yang masih sempat belajar..
satu lagi,
pagi itu tidak hanya kami yang bersiap lebih awal..
tapi, seluruh santri..
pukul 6 tepat ada apel perjuangan yang mengantarkan kami..
bersalam-salaman...
lalu sholat dhuha berjama'ah..
hari itu sangat terkenang..


kalian yang berbeda

tentang sebuah kesalahan manusia yang wajar..
seseorang tidak patut mencukupkan diri dengan pendapatnya sendiri
bertanya dan mencoba memahami akan lebih berarti...
ketika mereka hanya menutup diri mereka dengan maklumat" yang mereka miliki saja, itu tidak akan merubah apapun..
bahkan yang merugi diri mereka sendiri..
cobalah mereka mencari kejelasan, membiarkan si empunya mengungkap fakta yang tak terlihat mata..

terima kasih atas semuanya..
pengertian dan support yang kaian berikan..
aku tak pernah merasa sendiri karena Allah ada dihati...
dengan adanya kaian disini semakin menjadikan hidupku lebih berarti..
menambah kesigapan diri...menantang cobaan silih berganti...
semoga Allah selau melindungi


kelas 8 pi

hey hey.. lihat foto initiba-tiba berkelebat 'sapa yang gag kangen masa2 itu'. gag kerasa udah hampir 4 tahun yang lalu lho musholla jadi kelas sementaranya 8 pi. gag mau pake seragam gara-gara ada beberapa yang seragamnya kepende'an ada juga yang belum punya seragam. gara-garaprinsipnya, satu gag pake semua gag pake.... haha :D. hari itu pelajaran bahasa inggris sama ust.hafidz. walopun dimushola tetap SEMANGAT.
tetep serius {}
eh,yang ini juga b.inggris sama ust.hafidz


Rabu, 29 April 2015

19 April 2015 #latepost

Ahad itu, kami, santriwati IBSA jalan-jalan ke ronggojalu. Walaupun Cuma ke ronggojalu, tapi, sudah sedikit menghapus rasa bosan kita. Walaupun juga jalan-jaan kita dalan rangka latihan RPA. Lumayan perjalanan dari kyai sekar ke ronggojau kata ustadzah sekitar 1 jam. Tampak wajah-wajah sumringah dari kami mungkin membuat orang-orang dijalan menyimpulkan kami sangat bahagia. Terutama –yang sumringah- mereka yang belumpernah ke ronggojalu, angkatan empat dan lima. Alhamdulillah, berjalan mulus dan kami puas. Meskipun ada tragedi kecil sebelum kami pulang. Tiba-tiba,kami di tagih uang masuk. Gusar. Itu yang nampak di wajah ayu ustadzah. Selain sudah lelah ditambah lagi terhadang pak penjaga. Tapi, semua tetap baik-baik saja. Alhamdulillah.






Berbagi Lagi

Kesempatan yang selalu kunanti. Saat berbagi. Kemarin berbagi banyak dengan 2 teman lama yang lama pula aku tak berbagi dengan mereka. Hah, lega rasanya.

Banyak hal hari itu yang lama tak kujumpai. Termasuk semangat. Salah satu dari mereka menuliskan tentangnya di kumpulan kertas yang kubawa kemana-mana. Terimakasih semangat darimu

Yakinlah sahabat.. 
semua milikmu yang telah pergi akan kembali..
Segalanya akan berganti..
Aku tau kau tak sekuat batu karang
Tak sekokoh tiang besi.... namun,aku tau kamu dapat bertahan
Bersabarlah,kawan... luka itu akan sembuh..
Takkan ada lagi yang perlu kau tangisi...
Tak ada lagi luka perih..
Tak ada lagi raut muram itu....
Berjanjilah padaku untuk selau disisiku....
Aku akan menjagamu dengan peresaanmu.....
Tetaplah tersenyum wala kau harus jatuh.....
Segalanya belum berakhir...
Takkan kubiarkan kau sendiri..
Jangan kulihat kau menangis..
Allah,,segalanya akan sempurna..segalanya akan indah..
Sahabat.... aku mengerti dikala kau terlihat bagitu kokoh
Aku mengerti tentang kerapuhanmu..
Sahabat aku tau dibalik senyumanmu sebenarnya kau menyimpan rasa duka yang amat menyatu..
Aku tau dibalik tawamu kau sedang menyimpan luka..
Aku tau kau butuh tempat untuk bercerita..
Namun kau tak tau pada siapa..
Aku ingin...namun,aku takut tak sanggup untuk melihatmu menangis...
Aku takut tak sanggup buatmu lebih baik..
Aku ingin menjadi teman untukmu...
Teman terbaik..
Namun,aku tak tau bagaimana..
                                            by    Emiko Shimazaki

Minggu, 26 April 2015

Setitik rasa sesal

Setitik,ya,memang hanya setitik. Semua tentang mereka mulai mengabur dipandanganku. Banyak. Cukup banyak  bagiku. Hmm karena cukup untuk membuatku ingin lagi berada diantara mereka.
Baru saja seseorang meminta pendapatku tentang mereka. Ah, aku mendukungnya bergabung dengan mereka. Dan kali ini, titik kecil itu semakin jelas. Benar menjadikanku berharap banyak dapat sama dengannya.

Ya,tapi pilihanku 28 bulan yang lalu berkata hal lain. Aku memilih jauh dari mereka. Bersama dengan kawan seperjuangan yang lain di tempat yang jauh.


Kamis, 23 April 2015

salah siapa?

Tadi malam aku punya cerita. Sebenernya kejadiannya sudah berkali-kali, hanya saja dengan alasan berbeda. Hari ini aku berniat ngobrol dengan ummi jam 20.00 setelah tahfidz malam -karena memang begitu peraturannya- Ummipun sudah mengiyakan akan menelfonku jam sekian. Setelah makan tiba-tiba hujan deras. Lantas saja aku mampir di kamar temanku yang dekat dengan tempat makan. Mumpung bertemu temanku ini , aku ingin minta direfleksi karena dia bisa sedikit-sedikit dari pembelajarannya setiap Selasa di luar kota. Sambil mengobrol waktu sudah hampir bertemu angka 20 di jam digital milik salah satu temanku yang lain. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke musholla. Sedatangnya aku di musholla ada yang menyampaikan padaku ustadzah tadi mencariku sekitar sekitar jam 19.00. Yang lain menambahkan ummi tadi menelfonku. Kaget. Sekarang saja belum jam 20 yang diaqadkan tapi, ummi sudah menelfon sekitar satu jam yang lau. Ada rasa menyesal mengapa tidak sedari tadi aku berada di musholla saja. Dalam hati aku bertanya-tanya kenapa begitu. Sedangkan sekarang ustadah sudah berselimut rapat di atas matras di pojok kamar beliau  jam 20 tepat ketika anak-anak mengakhiri tahfidz, aku kembali ke kamar. Kenapa selalu begini? Salah siapa?

__
Hmm, aku hanya mencoba menata hati berkhusnudzon saja dan introspeksi diri. Aku sempat berfikir macam-macam. Bila saja aku membawa hp sendiri tidak perlulah aku meminjam hp ke ustadzah yang faktanya banyak terjadi ketimpangan ini. Tapi,apa boleh buat, beginilah adanya

__
hanya curhatan penghilang ganjal dihati

Jumat, 10 April 2015

catatan facebook #3 salam

saat tak tau lagi apa yang harus kuucap
kala semuanya memang sudah diujung jalan
entah mengapa suara malam waktu ini mendesahkan luka getir nan halus
seolah perih luka yang dulu pernah kulalui terulang
aku hanya ingin berbagi
mengetahui masih adakah yang peduli
namun, tak apa jika ia memang tak mengerti
tak pahami jerit hati
sudah tepislah segala risau ini
aku tak mau lagi menyusahkan yang mestinya mudah
ia tau jalannya sendiri
ALLAHpun telah menuliskan arahannya
satu yang ingin kudapatkan
keikhlasan ketika yang ia harapkan tak kulakukan
pesanku untuknya..
jangan kau sesali segala yang pernah terjadi
semuanya dapat diambil ibrah
jangan memandang buruk kebelakang
tataplah perubahan mendatang
banyak sekali yang ingin kusampaikan malam ini
kurasa tak cukup untukku mengutarakannya lewat ini, ini
semoga ia mampu mengerti dengan bisikan ini
segala maaf kusenandungkan
kesedihan jarak membentang kurelakan
ia tetap seperti kala itu
saat menemaniku, menguatkan batinku

untuk siapapun yang merasa sobatku sampai malam ini
#lovefiillah

catatan facebook #2 memang ya..,, Allah menyertakan kemudahan selalu dengan kesulitan.. alhamdulillah

jumat 19/12/14 pagi sekali bersama ukthy fathimah 'ibuk'. setengah jam berjalan,, dapat bis turun di termprob.. biasanya nunggu lama.. kali ini langsung berangkat.. -padahal penumpangnya bisa diitung jari- lancar sampe malang dalam waktu 2jam. langsung blitar tanpa nunggu. fathimah sudah sampai, ana melanjutkan perjalanan ke tulungagung. langsung tanpa tunggu,, walopun bisnya ini agak lemot.. abi sudah menunggu.. pulang kali ini hampir tidak terasa melelahkan,, sungguh,, ALLAH telah memudahkan.. pukul 13.30
16.30. setelah bersiap kami berangkat. jogja we're coming. meski hujan perjalan lancar,, abi yang biasanya ngantuk-ngantuk tetap bugar.. agak nyasar.. nyasar ke jalan alternatif yang lebih deket :D -sering-sering aja nyasar kyak gini- jam 23.30 makan malem di jogja -pinggir jalan- bebek goreng.. langsung lanjut rumah mbak. sungguh,, ALLAH memudahkan kami...
sabtu 20/12/14 pagi bersiap,, wisuda mbak.. sempet hujan di akhir tapi cepet reda. pulang ke rumah mbak setelah jemput teman abi.. lewat ring road -gag bisa pelan- ...capek...
ahad 21/12/14 pagi sekali...tapi lemot jadinya molor. ke sunmor -sunday morning- nya ugm. cari sarapan,, belanja2... dateng seminar telat,, -gag telat sih,, masih pembicara pertama,, baru duduk sebentar udah kelar-.. pulangnya gerimis.. ini yang ditunggu adek-adek.. tamasya ke gemblok-gembira loka zoo- kebun binatang.. full,, rame pengunjungnya,, habis sholat baru keliling keliling.. ..luasnya glz ini,, lumayan olah raga kaki,, di pos e naik kereta gajah -bener gag sih??- .. ba'da ashar nyampe rumah mbak... pegel semua... tapi,, sungguh,, ada rasa senang bisa berkumpul bersama dengan kemudahan yang ALLAH berikan... alhamdulillah
senin 22/12/14 pagi banget siap-siap pulang,, pertama nganterin mbak inas mau uas trus bablas ke nganjuk ke rumah mbah.. muter-muter dulu,,-nyari jalan--udah digambarin denah sih,, tapi lagi-lagi nyasar- dan ternyata nyasar kami kali ini menyingkat perjalanan lagi,, -nyasar yang menguntungkan- jam 13.00 sampe rumah mbah,, istirahat  bentar... adek2 nyari rambutan sama abi,, sebelum pulang makan dulu sama ngerebus kacang.. 16.30 pulang ke rumah.. lancar... abi tanpa ngantuk lagi.. 18.30 nyampek rumah.. ALHAMDULILLAH,, SUNGGUH TIDAK ADA KEMUDAHAN KECUALI KEMUDAHAN DARI ALLAH.. <3 ALLAH

catatan facebook #1 kamis dalam suatu pekan

langit masih gelap ketika aku menatap pepohonan itu
menyiratkan kesakralan yang ada tiap penegak sholat malam
dengan mata menahan kantuk, mereka menghadap ilahinya

tak lama murratal dibunyikan
menggema di seluruh penjuru pondok
menggetarkan setiap gendang telinga yang masih tertidur
menambah kesakralan disepertiga malam

aku dibalik tiang tembok masjid ini sendirian
yang lain masih berkutat dengan sahur mereka
yang lain lagi bahkan masih tertidur di atas ranjang

diiringi gemericik air
serta nyamuk-nyamuk yang sedari tadi seliweran disekelilingku

tarhimpun dibunyikan
ingin aku segera menegakkan shalat
bertawajahah dengan Allah

satu persatu mereka datang
bunyi-bunyian alas kaki bergesekan dengan lantai masjid
memecah kesunyian

sebentar lagi adzan akan dikumandangkan
jika aku mendengar lagi seperti adzan kala itu
betapa maha besarnya Allah
mengetahui isi hati hambanya tanpa dipinta

ya allah jadikan adzan ini penenang jiwaku
yang sering kosong terbelenggu nafsu

Seperjuangan selalu #semoga




sebenarnya, bukan benar2 terlupa.. hanya para pegiatnya mulai memaknai hidupnya dengan lebih luar biasa.. sehingga mereka terus mengatur waktu untuk berbagi semuanya.. mereka mulai mengerti dimana tekad harus diletakkan dengan topangan yang kuat.. dipacu dengan semangat bulat yang lekat.. jangan percaya mereka lupa dengan hal kecil ini.. sekecil apapun kenangan ini bagi mereka.. sudah menjadikan perubahan besar dalam diri mereka.. merubah ke-esde-an mereka menjadi remaja.. menuntun mereka berfikir menuju esema.. mereka tak pernah melupakan rasa ketika bercanda.. tertawa dan berbagi cerita.. selalu ada rasa untuk lagi ingin berkumpul bersama.. semoga kita disatukan di jannahNya.. melalui perjuangan dienNya.. membela risalah rasulNya.. tak pernah henti hingga saatnya tiba.. semoga Allah meridhoi kita semua.. 
-angkatan pertama IBS AL AMRI-heart emotikon

Minggu, 05 April 2015

Hari Berbagi


Setelah berbagi dengan banyak orang di facebook dan twitter juga blog, aku berbagi secara nyata. Tempatnya di kamarku. Dengan sekitar 9 orang adik binaanku. Hah,, cerita masa lau saja sebenarnya. Setidaknya aku semakin dekat dengan mereka. Bermula dari obrolan tentang buku sampai aku menghabiskan cerita masa esde-ku yang tergambar jelas dibenakku. Haha,, aku ingin melayang ketika melihat antusiasme mereka mendengarkan ceritaku dengan nama-nama asing yang mereka tidak tahu empunya. Yah, kuharap mereka bisa mengambil pelajaran dari kisah masa kecilku tadi.

Terimakasih Nasywa, Putri, Bila, Iftia, Shinta, Silvi, Novia, Hida dan Ila yang telah mendengarkan ocehanku tadi sore. :-)

bunga


Hilangnya bunga dari taman berpijakku..
Menyisakan suatu rasa yang tak dapat kugambarkan ketika aku melihat lagi bunga itu mekar di tempat yang nun jauh disana..
Mungkin bunga itu tak sadar aku masih memperhatikannya..
Aku masih mengikuti tiap perubahan warna kelopaknya...
Ya, aku hanya mampu melihatinya dari layar..
Tanpa dapat meraihnya, membelai lagi keharumannya..
Bunga-bunga yang telah terbang dari cerita pijakanku..
Aku masih menginginkan kalian ada dalam cerita perjuanganku..
Memandang kalian dari jauh..
Mengawasi kalian, masihkah kalian menjadi bunga-bunga yang tetap harum seperti dulu..
Bukan bunga bagi diriku,, tapi untuk Islam dan untuk Umat yang kini tandus...
Kumohon tetap warnai lingkunganmu dengan Islam dan Dakwah..
Jaga dirimu dari pewarnaan luar sana yang kian parah..

Umat menantikan bunga-bunga kita ini yang berhias Islam yang akan menaungi mereka dengan segala kemuliaanya..

Bismillah..

Sore di perantauan ini.semburat senja mulai keluar dari balik pepohonan belakang musholla. Subhanallah. Setiap sore aku melihatnya tapi tak habis-habis keindahannya. Tempat ini tak lagi asing bagiku. Bahkan seperti rumah kedua bagiku. Ramai suara ocehan diskusi maupun berbagi kisah,semakin melengkapi kebahagiaan dihati. Alhamdulillah...
Biasa.ketika aku mengganggap ini biasa,aku tak akan merasakan keindahan ini.aku melihat dari sisi yang berbeda dengan dulu. Ya,dulu aku belum merasakan kebahagiaan ini. Sekarang aku menyadari.
Ketika santri berduyun-duyun kembali ke asrama sepulang sekolah tadi, aku tersentuh.begitukah? indahnya kebersamaan. Pondok inilah yang mempertemukan aku dengan mereka. Dan tentunya dengan kekuasaan Allah semua ini terjadi
Banyak sekai ilmu yang kudapat dari pondok ini. Selain ilmu-ilmu yang biasa didapat di sekolah dan ilmu-ilmu agama, yang kudapat yang paing kurasakan adalah ilmu kehidupan. Terpekur di depan layar laptop aku mengulang lagi kisah hidupku. Bismillah ...
@
Insyaallah,ini menjadi prolog novel yang akan kutulis. Tentangku, sebagian besar dari kisah nyata dibumbui aneka pelajaran hidup yang kurasakan yang mungkin bisamenjadi inspirasi banyak orang, dengan pelengkap fiktif-fiktif yang menjadikannya  semakin hidup yang tidak akan merubah takdiran hidupku yang telah digariskannya.

Tak dikenal di dunia, tapi dicintai penduduk langit

Seorang lelaki datang kepada Umar ra, melaporkan kedatangan rombongan kecil dari Yaman. Tahu dari Yaman, Umar melompat, jantungnya berdebar harapan. Di sana dia menyaksikan Ali telah lebih dulu menyeruak di tengah rombongan, dia mendahului Umar berbicara dengan salah seorang anggota rombongan, yang kelihatan berpakaian bersih dengan wajah berseri, terpancar tanda-tanda keagungan darinya. Umar mendengar percakapan Ali dengan orang tadi. “Sudah tidak adakah orang lain di dalam rombonganmu ini, selain dari yang telah engkau ceritakan tadi?”
“Ada, tapi sabar dulu wahai anak paman Rasulullah!” jawab orang itu. “Aku lupa menceritakan padamu. Di antara rombongan itu, ada seorang yang tidak pernah disebut-sebut oleh khalayak. Dia linglung, bajunya compang-camping. Dia menggembalakan ternak kami dengan upah yang minim. Aku tidak menyangka anda justru mencari orang seperti dia.” Umar bertanya, “Apakah matanya biru?, kulitnya kemerah-merahan? Tegap? Dia tenang orangnya? Selalu menundukkan kepala?”
Seorang Arab badui yang mendengar detil rincian Umar ra, kagum dibuatnya. Dia pandangi Umar, tapi ketika dia belum mengenalnya siapa Umar. Badui itu berkata: “Anda menyifatinya dengan sifat-sifat yang sempurna. Apakah anda pernah melihatnya?” Cahaya menyinari hati Umar dan Ali. Keduanya tahu bahwa mereka berada pada bekas yang sempurna. Keduanya lantas minta petunjuk arah tempatnya. Badui itupun lalu menunjuk tempat Uwais. Segera Umar dan Ali saling berebut untuk bisa leibh dulu sampai.
Di tengah lapangan Makkah, dekat gunung Abi Qubais, mereka melihat seseorang menggebala onta. Umar dan Ali lalu memberi salam kepadanya, seraya bertanya: “Siapakah gerangan anda?” jawab orang itu, “Seorang penggembala, saya seorang buruh.” “Kami tidak tanya itu tapi namamu.” Sergah Umar dan Ali. Jawab orang itu,” Abdullah.” “Kami tahu bahwa semua yang ada di langit dan bumi ini Abdullah. Yang kami ingin tahu siapa nama pemberian ibumu?” “Hai tuan-tuan, apa yang kalian inginkan dari kami?” Tanya balik orang itu sedikit jengkel. Umar dan Ali lalu menceritakan, “Rasulullah telah menunjukkan kepada kami perihal Uwais Al-Qarni. Kami tahu sifat ada pada diri anda, yaitu: mata biru dan kulit kemerahan.” Kemudian keduanya meneliti kedua pundaknya, mereka melihat goresan putih. Spontan Umar dan Ali menghormat dan minta doa ampunan darinya.
Uwais Al-Qarni berkata: “Saya tidak mau mengkhususkan doa pada seseorang, tetapi untuk sekalian orang-orang mukmin, baik laki atau perempuan. Anda berdua ini siapa?” Ali menjawab, “Ini Umar, Amirul Mukminin, dan saya adalah Ali.” Mendengar itu Uwais bangkit berdiri, sambil berkata: “Salam untuk anda wahai Amirul Mukminin, dan Anda putra Abi Thalib. Semoga Allah membalas kebaikan Anda berdua terhadap umat.” Umar lalu berkata: “Wahai Uwais, berikan mau’izhah anda untukku…!” jawabnya, “Carilah rahmat Allah yang tergelar di dalam taat, jauhi siksa Allah yang ada pada maksiat, dan jangan anda berputus asa dari-Nya.”
Ali pun berkata pula, “Rasul telah menceritakan kepada kami tentang anda. Beliau tidak pernah melihat Anda, tapi senang kepada anda, dan tahu sifat-sifat anda. Anda adalah semulia-mulia diantara para tabiin. Lalu bagaimana bayangan anda tentang beliau wahai Uwais?” “Wahai Ali, anda punya keunggulan kebahagiaan dan bangga dengan melihatnya. Aku tidak mendapatkan kemuliaan itu. Akan tetapi aku menggambarkan beliau di dalam mata kepala anda. Aku memandangnya berupa Nur yang memenuhi tanah lapang. Cahaya itu merambat kepada alam wujud. Aku melihat kepala yang mulia, sejauh dua ujung busur tombak atau lebih dekat dari ‘Arsy. Sedangkan kaki beliau kulihat pada tempat bumi yang ketujuh.”
Mendengar penuturan orang itu mengenai Rasulullah, Umar dan Ali pun menangis karena rindunya kepada beliau, lalu Umar berkata: “Wahai Uwais, bagaimana menurut pandanganmu tentang zaman?” Jawabnya, “Biasa-biasa saja. Kalau pagi hari kami menyangka tidak memasuki sore, dan kalau sore kami memperkirakan tidak akan memasuki pagi.” “Bagaimana anda mencapai pangkat yang tinggi itu?” tanya kedua sahabat Nabi itu. Jawabnya, “Aku hidup dalam pangkat takut (khauf). Itu adalah maqam(tingkatan) yang tak terjangkau oleh umumnya manusia. Sebelum dia merasa takut kepada Tuhannya, seakan dia telah membunuh semua orang.”
Setelah mereka berbicara panjang lebar. Akhirnya Umar memberinya pakaian dan bekal. Uwais berkata: “Akan kuapakan ini? Tidakkah anda perhatikan pakaianku dari bulu? Kapan anda melihatku merusaknya dan butuh ganti?  Kalau aku mengambil upah dari pekerjaanku sebanyak empat dirham, kapan anda melihatku memakannya? Sesungguhnya diantara tanganku dan tangan anda terdapat penghalang (hijab) yang tidak dapat ditembus kecuali oleh onta-onta yang kurus. Berpalinglah dari dunia wahai Umar, dan takutlah pada hari, manakala tiada berguna lagi harta dan anak!” Maka Umar menghempaskan mutiaranya ke tanah seraya menjerit keras bernada sesal. “Andai saja Umar tidak dilahirkan ibunya.” (hd/liputanislam.com)

Jumat, 03 April 2015

kangen ^,^


MAAF


secara tak sengaja melukai hati. maka bersiap melapangkan hati untuk terluka pula. membuka lisan segera mengucap maaf.merangkai hati agar menjadi lebih jernih berfikir dan bertingkah. minta maaf dan memaafkanlah! mintalah maaf! jika belum dimaafkan, memaafkanlah! jika kata 'iya'nya menbuatmu menanti, mengusik hatimu. cobalah lagi di lain waktu. mungkin hatinya masih terasa sembilu. cobalah terus sampai kata 'iya' melegakanmu.
siapapun yang pernah terlukai karenaku, aku meminta maaf setulus hatiku, dan terima kasih telah memaafkanku... innallaha qhofuururahiim

menulis sebagai langkah kecil

berubah menjadi lebih baik bukan meninggalkan masa lalu. tapi, belajar darinya. mencoba memperbaikidari hal kecil. langkah awal kita yang kecil emnjadi awal perubahan yang besar. kana apalah artinya pulpen tanpa tinta walau tinta hanya ada didalam dan volumenya sedikit, dan dia tidak akan terdorong keluar jika ujung pulprn tidak digoreskan walau dengan goresan yang kecil. demikian juga perubahan kita.dengan langkah yang semakin besar akan semakin dekat kita pada perubahan sesungguhnya. menulislah !!!

Berteman

apalah arti duduk berdua, jika yang ada hanya kekakuan dan kecanggungan. tapi,bagaimana jika duduk bersebrangan semakin tak kenal. tak sanggup menyapa. lalu harus apa?
duduklahbertiga, dengan akal dan hatimu saja. karena kamu tak akan canggung atau malu pada mereka. jangan lupakan salah satu dari mereka. keduanya harus kau ajak mengobrol bersama. selaras. beriringan. tatap masa depan. sambut perubahan! ^.^

Selasa, 31 Maret 2015

Smile! and Cry!

Jangan pernah berhenti tersenyum, karena senyum adalah kekuatanmu..
Senyum juga obat dari tangismu.. senyum tanda bahwa kamu telah bangkit dari kesedihan..
Tapi jangan pula tahan tangismu....
Menangislah saat kau perlu, karena menangis juga kekuatanmu..
Saat menangis kamu sedang menata hatimu, menyusun kekuatan untuk tersenyum,,,
Ingatlah Allah selalu bersamamu.. J


say no to CintaSemu !

Ketika rasa cinta mengusik kalbu,
Jangan biarkan semu biaskan darimu..
Jagalah cintamu tetap berpaut pada cinta Rabbmu..
Saat sebutan namanya bertengger di telingamu,
Tetaplah sadar ia telah lalu..
Biarkan namanya tersimpan hanya disudut hatimu..
Karena pemilik seluruh jiwamu hanya Rabbmu..
Tiba-tiba saja suaranya tak asing di pendengaranmu,
Jangan pusatkan telingamu pada itu..
Jangan biarkan hatimu terbawa sendu..
Dan bila sosoknya hadir di pandanganmu,
Tundukkan wajahmu sebelum pandangannya menangkap sosokmu..
Jaga hatimu, telingamu, matamu, dan dirimu..
Dengan itu, maka cintamu takkan semu